CHICAGO – Semakin banyak ilmuwan yang membuat terobosan dalam pengembangan sel induk. Para ilmuwan di AS kini tengah mengembangkan sperma dan sel telur buatan yang dibuat dari sel induk manusia.
Beberapa bulan lalu Inggris dihebohkan dengan klaim penciptaan sperma buatan. Namun klaim tersebut kemudian diralat dan publikasinya pun ditarik karena menuai kritik di bidang sains. Pasalnya, setelah diselidiki sperma tersebut tidak bisa berfungsi layaknya sperma asli.
Ilmuwan di AS kemudian mencoba memperbaharui temuan ini. Tak hanya sperma buatan, mereka juga menciptakan sel telur buatan yang dikembangkan dari sel induk.
Temuan ini lebih ditujukan untuk menelaah penyakit keturunan dan mengubah metode terapi bagi pasangan tidak subur. Berbeda dengan studi sebelumnya yang dilakukan di Inggris, di mana temuan mereka diklaim bisa digunakan para pria kurang subur untuk mendapatkan keturunan.
“Kami berupaya mencari pemahaman mengenai asal mula perkembangan manusia normal dan abnormal dengan menelaah dari sumbernya langsung,” kata Dr Renee Riejo Pera dari Stanford University, California seperti dikutip dari Reuters, Kamis (29/10/2009).
“Dari tahun ke tahun, kita belum bisa memahami bagaimana sel basil atau kuman jahat bisa menghampiri sel telur dan sperma, bagaimana kemudian mereka terbentuk, gen apa saja yang membentuknya dan lain sebagainya yang bisa menyebabkan penyakit keturunan atau kelahiran abnormal,” tambah Pera.
Menurutnya, siklus reproduksi manusia tidak bisa dipelajari melalui hewan percobaan. Hal itu karena gen yang terlibat dalam siklus reproduksi manusia sangat unik dan tidak akan ditemukan pada hewan.
Dijelaskan pula oleh Pera sel basil dalam tubuh manusia secara normal berkembang sekira 12 hari setelah proses fertilisasi pada trimester pertama. Tahapan ini tidak dapat dilihat karena hanya dapat terlihat jelas di dalam kandungan.
“Saya yakin temuan ini akan membuka jalan bagi para ilmuwan untuk memahami tahap awal perkembangan manusia dan mengumpulkan petunjuk baru mengenai penyakit keturunan dan ketidaksuburan,” tandas Pera. (rah)